#4 One Moment In a Rain

hai guys, hari ketiga #30harimenulis

pas tadi sore, gue terenyuh, cerita punya cerita (curcol dikit gapapa yaa?), gue lagi otw mau make up test di LIA, di lampu merah bypass, dari luar jendela mobil, ada pengemis ngemis (yaiyalah pengemis ya ngemis, masa nyukur?). Pengemisnya anak kecil laki-laki, palingan umurnya sekitar 7-10 tahunan. LANGSUNG!! gue ngebayangin adik gue (dengan perut buncitnya, oops!) yg lagi comfort banget di rumah, lagi tiduran depan TV, di kamarnya yg bersuhu pas 27 derajat celcius (remote AC berkata). Sedangkan, pengemis kecil itu berbibir ungu, lengkap dengan tangan keriput yg tak henti-hentinya menggigil, harus terus tanpa henti memohon belas kasih tiap kali lampu beranjak merah.
Ironis? iya. Merasa bersalah? sangat. Jadi, apa yg bisa gue lakuin? NONE. gue cuma bisa ngasih sedikit banget uang buat dia (itu juga uang nyokap), berharap bisa buat beli apa yg dia mau.
Di saat anak-anak lain ngerasain hangatnya selimut (ada yg gambar barbie, spiderman, superman, alvin, jasmine, kok jadi ngomongin tokoh cartoon? ok kembali ke topik), mereka, anak-anak penghuni trotoar, harus merasakan kerasnya hidup di jalanan.
ga adil? mungkin. yang jelas, mereka ga pernah bisa memilih untuk dilahirin dari mana, keluarga pejabat atau keluarga pengemis. hanya saja mereka, SEDIKIT KURANG BERUNTUNG

Kamis, 23 Desember 2010

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.